
Ngawi, kab-ngawi.kpu.go.id – Tanggal 21 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Reformasi, sebuah momentum penting dalam sejarah bangsa Indonesia yang menandai berakhirnya era Orde Baru dan dimulainya era baru yang lebih demokratis. Gerakan Reformasi bermula dari krisis moneter Asia pada tahun 1997 yang menghantam perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah terjun bebas, inflasi melambung, dan daya beli masyarakat menurun drastis. Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Orde Baru semakin menguat karena berbagai praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang telah mengakar selama puluhan tahun. Aksi mahasiswa dan elemen masyarakat yang menuntut perubahan menyebar di berbagai kota. Puncaknya terjadi pada Mei 1998, ketika ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR dan gelombang demonstrasi besar terjadi di seluruh negeri. Situasi ini memaksa Presiden Soeharto, yang telah berkuasa selama 32 tahun, untuk mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998. Selanjutnya kepemimpinan nasional, diserahkan kepada Wakil Presiden B.J. Habibie. Pengunduran diri Soeharto menjadi titik awal dari era Reformasi, sebuah babak baru dalam perjalanan bangsa yang ditandai dengan komitmen untuk membangun sistem pemerintahan yang lebih terbuka, demokratis, serta berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan rakyat. Reformasi membawa dampak besar terhadap kehidupan demokrasi di Indonesia. Pemilu yang sebelumnya tidak bebas dan tidak adil, berubah menjadi pemilu langsung yang memberikan hak penuh kepada rakyat untuk memilih pemimpin mereka. Lahirnya lembaga-lembaga independen seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi tonggak penting dalam mewujudkan sistem demokrasi yang lebih sehat dan terpercaya. Kini, setelah lebih dari dua dekade Reformasi, demokrasi Indonesia telah mengalami banyak kemajuan. Namun tantangan juga tetap ada. Oleh karena itu, semangat Reformasi perlu terus dijaga dan diperkuat, terutama dalam menghadapi proses demokrasi di tingkat nasional dan daerah, seperti Pemilu dan Pilkada. Tahun 2024 dan 2025 merupakan momen penting dalam perjalanan demokrasi bangsa. Pemilu Serentak dan Pilkada Serentak bukan hanya sekadar proses memilih wakil rakyat dan kepala daerah, tetapi juga merupakan sarana evaluasi dan konsolidasi demokrasi. Di sinilah pentingnya kepemimpinan yang lahir dari rakyat, untuk rakyat, dan bekerja demi kemajuan rakyat. Momentum peringatan Hari Reformasi ini adalah saat yang tepat untuk mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda, untuk tetap menjaga idealisme, kritis terhadap keadaan, dan aktif dalam proses demokrasi. Mari terus kawal jalannya kepemimpinan di semua level agar tetap berpihak pada kepentingan rakyat. Kepemimpinan nasional dan daerah yang kuat, bersih, dan berpihak pada rakyat adalah fondasi penting menuju Indonesia yang sejahtera. Reformasi bukan hanya sejarah. Ia adalah tanggung jawab bersama untuk masa depan. (Dari berbagai sumber)