
Ngawi, kab-ngawi.kpu.go.id – Suasana di halaman Kantor KPU Kabupaten Ngawi, Kamis (14/8/2025) pagi itu, jauh dari kesan formal. Riuh tawa, sorak sorai, dan tepuk tangan bergemuruh, menyatu dalam semangat kemerdekaan. Sejak pukul 07.30 WIB, seluruh pegawai KPU Ngawi dari pimpinan hingga staf larut dalam kemeriahan lomba peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Acara diawali dengan senam bersama yang menghangatkan badan sekaligus membakar semangat. Usai senam, halaman kantor berubah menjadi arena lomba seru. Ada pukul air dengan mata tertutup, estafet air, rias wajah dengan mata tertutup, giring bola dengan terong, hingga berbagai lomba unik lainnya. Gelak tawa tak terbendung ketika peserta kesulitan menggiring bola dengan terong, atau saat rias wajah berubah menjadi karya seni dadakan ala punokawan. Bahkan dalam lomba estafet air, semua peserta rela basah kuyup karena wadah yang bocor justru menambah keriuhan. Puncak acara semakin hangat dengan tradisi tahunan tukar kado misterius. Setiap pegawai membawa kado yang dibungkus plastik hitam tanpa tanda, lalu dikumpulkan dan diambilsecara acak. Dalam hitungan serentak, peserta membuka kado dengan penasaran.Dan ketika dibuka.. isinyapun beragam, mulai dari mie instan, kaos, centhong nasi, deterjen, hingga timbangan tepung, maupun snack hingga alat rumahtangga. Kejutan demi kejutan membuat suasana pecah oleh gelak tawa. “Tujuan acara hari ini sederhana, supaya semua pegawai bisa tertawa bersama, merasa senang, dan semakin kompak. Ternyata hasilnya jauh lebih meriah dari yang dibayangkan,” tutur Sekretaris KPU Ngawi, Budi Rahayu. Sementara itu, Ketua KPU Ngawi Samsu Mustakim yang ikut serta dalam lomba tak kuasa menahan tawa ketika wajahnya dirias oleh rekan-rekan. “Enggak nyangka wajah saya jadi bahan riasan. Tapi seru banget, karena kita bisa menertawakan diri sendiri, melepaskan penat, dan sekaligus mempererat persaudaraan di lingkungan kerja,” ujarnya sambil tersenyum. Agar lebih semarak, panitia membagi peserta menjadi sembilan tim dengan identitas pita warna-warni yang diikat di pergelangan tangan. Salah seorang Kasubbag, Nurfanti SW, menyebutkan bahwa lomba ini bukan semata soal menang atau kalah, tetapi lebih pada merayakan kebersamaan. “Yang utama adalah kita bisa memeriahkan Hari Kemerdekaan dengan cara yang menyenangkan,” katanya. Acara berlangsung hingga pukul 11.30 WIB, lalu ditutup dengan istirahat, makan siang, dan sholat di mushola kantor. Setelah jam istirahat, seluruh pegawai kembali ke meja kerja masing-masing dengan wajah penuh senyum dan energi baru. Semangat 17-an di KPU Ngawi ini menjadi bukti bahwa mengisi kemerdekaan bukan hanya dengan bekerja, tetapi juga dengan merawat kebersamaan, kegembiraan, dan persaudaraan di tengah rutinitas penyelenggaraan demokrasi.