
Menilik Sejarah : Hari Buruh Internasional
Ngawi, kab-ngawi.kpu.go.id – Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau dikenal juga dengan May Day, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan dan kontribusi kaum pekerja dalam pembangunan bangsa dan negara.
Di Indonesia, Hari Buruh ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak tahun 2013, sebagai bentuk pengakuan negara atas peran penting para buruh dalam kehidupan sosial dan ekonomi nasional.
Sejarah Hari Buruh Internasional bermula pada abad ke-19 di Amerika Serikat, tepatnya pada 1 Mei 1886, ketika para buruh menuntut pengurangan jam kerja menjadi delapan jam per hari. Tuntutan ini memicu gelombang unjuk rasa besar-besaran yang dikenal dengan Tragedi Haymarket di Chicago, yang kemudian menjadi simbol perjuangan hak-hak pekerja di seluruh dunia. Sejak saat itu, 1 Mei diperingati sebagai hari solidaritas buruh internasional.
Di Indonesia, sejarah perjuangan buruh sudah dimulai sejak masa kolonial dan terus berlanjut hingga era reformasi. May Day sering diwarnai dengan berbagai aksi damai, diskusi publik, dan seruan kebijakan yang lebih berpihak pada kesejahteraan pekerja, seperti upah layak, perlindungan kerja, jaminan sosial, serta kepastian hukum dalam hubungan industrial.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai lebih dari 147 juta orang, di mana sebagian besar berada di sektor informal. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam memperjuangkan hak-hak buruh, terutama terkait perlindungan sosial dan keamanan kerja yang adil.
Hari Buruh bukan sekadar seremonial, namun menjadi momentum refleksi tentang keadilan, kesetaraan, dan penghargaan terhadap kerja keras setiap individu. Dalam konteks demokrasi dan kepemimpinan nasional maupun daerah, kebijakan-kebijakan pro-pekerja menjadi ukuran keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan rakyatnya.
KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu juga memiliki peran strategis dalam memastikan bahwa suara para pekerja terfasilitasi dalam proses demokrasi. Kualitas kepemimpinan yang lahir dari pemilu yang jujur dan adil diharapkan mampu melahirkan kebijakan yang menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mari jadikan Hari Buruh sebagai momentum untuk membangun keadilan dan kesejahteraan bersama, serta memperkuat demokrasi melalui keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk kaum pekerja, dalam menentukan arah masa depan bangsa.dalam setiap perhelatan demokrasi. (Dari berbagai sumber)